Sore itu sekitar jam 5 Aku, Ani dan tono tengah berjalan
pulang dari sekolah ke rumah kami yang tak jauh dari tempat kami bersekolah. Kami
bersekolah di SMA N 1 Karangasem sekarang kami duduk di kelas 3 . Hari ini kami
kesorean karena ada beberapa tugas tambahan yang harus kami selesaikan di
sekolah. Kami tak pernah pulang sesore ini sebelumnya.
Kami jalan memutar karena jalan biasa kami lewati sedang
diperbaiki. Suasana sepi terasa sekali, membuat aku jadi merinding saat
melintasi perumahan kosong yang sudah
tak lagi ditempati oleh pemiliknya entah kenapa tidak ada yang tau pasti
awal mula di tinggalnya perumahan yang terbilang mewah itu. 5 bangunan mewah
yang sudah ditumbuhi ilalang seolah memata-matai kami. Sesekali kami percepat
langkah kami agar cepat meninggalkan tempat ini.
Rintik hujan menambah derita kami , sial batin ku. Ani dan
Tono mengajak ku berteduh di di sebuah warung yang ramai pengujungnya. Jujur
kami sangat heran karena baru kali ini melihat warung tersebut. Kami seolah tak
terhipnotis terbawah arah kaki kami ke kerumunan orang yang ada di warung
tersebut.
Ada lah didalam warung tersebut penjual seorang kakek tua
berwajah pusat pasi, ada pula seorang gadis berkerudung membantu kakek tersebut
melayani para tamu, sekilas kami lihat dia seumuran kami mukanya tertutup kerudung sehingga aku tak dapat melihatnya
dengan jelas, tapi tetap dapat ku lihat kalau mukanya itu putih pucat, ada 3
orang pengunjung tengah duduk dengan santap pesanan nya, 5 orang tengah
menonton tivi mini yang disediakan di warung itu. Semua terlihat biasa memang ,
yang membuat kami heran semua berwajah putih pucat dan tidak ada yang bersuara.
Semua diam dengan aktivitasnya.
Kami duduk di warung tersebut setelah meminta izin berteduh
pada sang kakek , dia hanya mengangguk dan tersenyum , senyumnya membuat kami
ngeri..
Kami pandangi mereka lambat laun pemandangan yang kami lihat
sungguh mengerikan. Seperti melihat tanyangan film, terlihat datang sebuat truk
bermuatan semen menghantam habis warung itu dan seisinya. Tubuh kami kaku
menyaksikan darah mengalir dari tubuh kakek, gadis dan para pengunjung warung.
Saat bersamaan mereka melihat kearah kami dengan darah yang bercucuran.
Seketika itu Pandangan ku menjadi gelap. Aku tak taulagi apa yang terjadi pada
dua kawanku. Aku rasa mereka juga akan mengalami hal yang sama sepertiku.
Samar-samar ku buka mataku dimana kah aku? Diman Ani dan
Tono ? Apa yang sebenarnya terjadi? Seribu pertanyaan hadir dalam benakku.
Setelah Aku, Ani dan Tono sadar betul, kami mulai tenang .
Pak Hadi dan Warga yang menemukan kami pingsan tak jauh dari komplek perumahan
kosong . Kami menceritakan apa yang baru kami alami tadi dan ternyata kami baru
tau dari pak hadi bahwa dulunya di tempat kami pingsan dulu bekas terjadi
kecelakaan maut pemilik warung dan pengunjung yang di ketahui adalah pemilik
rumah di komplek kosong itu seketika meninggal di tempat.
Konon awrah korban yang penasaran kerap menghantui perumahan
di komplek kosong tersebut, tak sedikit pula warga yang sering di nampaki .
Setelah tenang betul kami diantar pulang oleh Pak Hadi
Tamat
Suka dengan Cerita di atas, Bantu share ya agar lebih banyak rekan kita yang tau :-)
Suka dengan Cerita di atas, Bantu share ya agar lebih banyak rekan kita yang tau :-)
No comments:
Post a Comment